Menurutstandar baku yang telah ditentukan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 1986, komposisi campuran batako yang paling baik adalah 75 persen pasir, 20 persen semen dan 5 persen air. Tetapi, jika batako dibuat dengan bahan campuran lain, misalnya dari batu kerikil, maka perbandingan komposisi pasir : semen : kerikil adalah 2 : 1 : 3.
Setiap orang pasti menginginkan bangunan rumah yang nyaman, aman dan kokoh untuk ditinggali hingga puluhan tahun bersama keluarga tercinta. Untuk mendapatkan rumah yang mereka idamkan tersebut, pemilihan bahan bangunan menjadi faktor penting yang diperhatikan. Dengan uang anggaran yang terbatas, pilihan material yang ada di pasaran saat ini adalah bata merah dan batako. Melihat pada kondisi anggaran dan kondisi lingkungan tempat Anda membangun rumah, maka kedua jenis bahan ini menawarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus Anda sesuaikan. Berikut ini penjelasan tentang kedua bahan tersebut hingga bagaimana cara membuat batako dan bata merah. Sejarah Batu Bata Merah Tercatat bahwa batu bata merah pertama kalinya dibuat oleh manusia pada 8000 SM yang dikuatkan oleh temuan reruntuhan bangunan masa peradaban Babilonia yang didirikan sekitar 4000 SM. Dalam perjalanannya, batu bata merah kemudian digunakan sebagai material bangunan hingga ke seluruh dunia. Sementara di Indonesia sendiri, bata merah sudah digunakan sejak jaman peradaban kuno terbukti dari banyaknya keberadaan candi yang menggunakan bahan bata. Mayoritas candi tersebut berlokasi di Jawa Timur dan dibuat pada jaman Kerajaan Majapahit 1293-1500 M. kuat dugaan bahwa kemampuan masyarakat dalam mencetak dan membuat batu bata ini dipelajari dari kalangan pendatang seperti pedagang India, Tiongkok hingga Gujarat. Proses Pembuatan Batu Bata Merah Untuk memproduksi bata merah, dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu manual yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia dan otomatis menggunakan tenaga mesin. Meskipun mesin pencetak bata sudah semakin diperkenalkan, masih ada saja masyarakat di kawasan pedesaan yang tetap mempertahankan produksi batu bata manual yang kemudian berubah menjadi industri rumahan turun temurun. Inilah yang menyebabkan orang yang memproduksi dan harga batu bata merah lebih mudah ditemukan di mana saja. Cara membuat bata merah secara manual antara lain Sejumlah besar tanah liat dihaluskan baik dengan cangkul maupun alat lainnya kemudian disiram dengan air hingga menjadi lebih lembek. Tanah liat lembek tersebut kemudian diinjak-injak hingga berubah menjadi lempung sehingga lebih mudah dicetak dan dipadatkan Selanjutnya cetakan diberi sedikit taburan abu untuk mencegah batu bata menjadi lengket ketika sudah kering nantinya Lempung kemudian dituang ke cetakan dan ditusuk-tusuk agar benar-benar padat tanpa adanya ruang udara atau gelembung di dalam bata tersebut Selanjutnya menunggu proses pengeringan batu bata yang umumnya dilakukan di tempat teduh yang terbuka, terhindar dari sinar matahari langsung dan curah hujan. Proses ini bisa berjalan hingga 1 minggu lamanya agar batu bata menjadi kering dan siap dibakar Setelah bata tersebut kering, selanjutnya masuk ke proses pembakaran baik dimasukkan dalam tungku pembakaran dengan bahan bakar kayu atau disusun sedemikian rupa dan dibakar dengan sekam padi. Proses pembakaran ini juga membutuhkan waktu mulai 5 hingga 8 hari tanpa jeda. Selain menggunakan metode manual, cara mekanis bisa dipilih melalui bantuan mesin cetak bata yang dapat menghasilkan setidaknya 2500 bahan batu bata tiap jamnya yang siap untuk proses pembakaran. Mesin cetak bata ini ditawarkan dengan harga mulai Rp 19 jutaan. Bata merah sendiri ditawarkan dengan harga yang lebih murah dibanding batako, namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Kelebihan dan Kekurangan Batu Bata Merah Batu bata memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya tetap diminati sebagai bahan bangunan meskipun ada pilihan bahan lain yang lebih modern, antara lain; Lebih awet dan kuat dibanding batako karena proses pembuatan melalui pembakaran suhu tinggi dalam waktu yang lama Lebih mudah diangkut lantaran dimensi perbatangnya yang lebih kecil Proses pemasangan yang lebih familiar bagi tukang bangunan di wilayah manapun Batu bata dikenal lebih baik dalam penyesuaian suhu ruangan yang menjadikan rumah terasa lebih nyaman Beberapa jenis batu bata memiliki kemampuan tahan api Pengaplikasian batu bata tidak membutuhkan perekat berbahan khusus Dinding menjadi tidak mudah mengalami retak rambut Namun demikian, batu bata juga memiliki beberapa kekurangan sehingga batako hadir sebagai alternatif, antara lain; Untuk merekatan antar bata, dibutuhkan campuran semen dan pasir lebih banyak setidaknya setebal 2 cm Durasi pemasangan terkadang memakan waktu yang lebih lama lantaran ukuran yang kecil dan perekatan yang lebih banyak dibanding batako. Selain itu tingkat keseragaman yang rendah tak jarang menuntut tukang untuk mencari pasangan batu bata yang paling identik untuk menghasilkan dinding yang rapi dan mulus Batu bata perlu direndam terlebih dahulu sebelum dipasang yang menambah durasi proses pengerjaan konstruksi Dengan bahan yang solid dan perekat semen yang banyak, menjadikan dinding lebih berat sehingga kurang cocok untuk rumah 2 lantai atau lebih Permukaan batu bata lebih kasar dan gampang sekali pecah sehingga membutuhkan plesteran agar dinding menjadi mulus, sementara batu bata ekspos harganya berbeda dari batu bata biasa Perjalanan Batako Batu bata kosong Concrete Block yang kemudian oleh orang Indonesia disebut dengan istilah batako berasal dari penggunaan material beton yang dipakai sejak 100 SM oleh bangsa Romawi Kuno. Hal ini dibuktikan dari struktur dasar pada bangunan tekenal Pantheon dan Colosseum yang menggunakan beton alami. Beton tersebut menggunakan campuran kapur, pasir abu vulkanik, batuan kecil serta air. Penggunaan batako sebagai material penyusun rumah tercatat di Staten Island, Amerika Serikat pada tahun 1837 silam. Namun produksi massal untuk batako baru terjadi sekitar tahun 1870an. Embuatan batako sendiri sudah menggunakan cetakan mesin pada masa itu. sementara di Indonesia, batako dikenal di penghujung 1980an sebagai alternatif untuk batu bata merah. Proses Pembuatan Batako Cara membuat batako sebenarnya tidak jauh berbeda dari proses pembuatan batu bata. Dengan konsep produksi yang identik, banyak pula industri kecil berskala rumahan yang juga memproduksi batako. Banyak dari mereka yang menerapkan proses manual untuk menghasilkan batako. Ada pula pabrikan besar yang menggunakan mesin untuk membuat batako untuk kebutuhan mega proyek besar dan lain sebagainya. Pembuatan batako menggunakan proses manual dapat dilakukan antara lain dengan cara Menyiapkan bahan baku adonan batako yaitu pasir dan semen Portland dengan perbandingan komposisi disesuaikan antara pasir dengan semen mulai 71 hingga 121 sesuai dengan kualitas batako yang diinginkan dan bahan pasir yang ada. Adonan pasir dengan semen tersebut kemudian dicampur diaduk agar merata sambil dipercikkan air ketika adonan dirasa sudah merata. Campuran tersebut terus-menerus diaduk hingga siap untuk dicetak. Ditandai dengan tidak pecah saat diaduk. Menyiapkan alat cetakan manual yang umumnya terbuat dari bahan kayu dengan lempengan metal serta baut pengikat. Masukkan adonan ke dalam cetakan tersebut sedikit demi sedikit untuk menghindari gelembung udara. Mampatkan adonan tersebut menggunakan lempengan besi cetakan. Adonan beserta alat cetakan tersebut dipindahkan ke lokasi yang akan digunakan untuk pengeringan. Berikutnya alat pencetak dilepas dari adonan dengan beberapa ketukan di sudut cetakan lalu kendurkan baut pengikat dan melepaskan plat ring yang ada di atas adonan batako tersebut. Adonan tersebut kemudian diangin-anginkan agar kering di bawah tempat teduh yang terbuka terhindar dari terik matahari dan hujan. Proses mengeringkan adonan batako ini bisa memakan waktu hingga seharian. Agar adonan tersebut menjadi keras, maka proses selanjutnya dapat dilakukan dengan memercikkan sedikit air di setiap pagi Mesin pencetak batako ditawarkan ke pasaran dengan harga mulai Rp 12 juta hingga Rp 15 juta per unit. Alat ini dapat menghasilkan lebih banyak batako sekaligus yang siap untuk dikeraskan. Meskipun harga batako per biji lebih mahal daripada bata merah, namun Anda lebih menghemat proses pemasangan karena ukuran yang lebih besar. Kelebihan dan Kekurangan Batako Sebagai alternatif bata merah, batako memiliki kelebihan antara lain; Keseragaman yang lebih baik dibanding batu bata Batako yang berukuran lebih besar dapat dipotong lebih rapi dan presisi Dimensi batako yang lebih besar meringkas waktu pemasangan Dikenal lebih kedap air yang dapat menekan masalah akibat dinding yang lembab dan rembesan air hujan Memiliki rongga di dalamnya sehingga membuatnya lebih ringan setelah membentuk bangunan dan cocok untuk konstruksi 2 lantai atau lebih Tidak butuh direndam sebelum proses pemasangan Pun demikian, batako juga memiliki kekurangan seperti ; Rongga yang ada di bagian tengah batako membuat dinding bermaterial batako menjadi rentan retak rambut Memiliki kekuatan yang lebih rendah dan kurang cocok bila digunakan untuk rumah 1 lantai yang mengandalkan dinding untuk elemen struktur bangunannya Batako memiliki kecenderungan menyerap panas menjadikan sehingga suhu dalam ruangan rumah menjadi terasa panas saat musim kemarau Tips Memilih Batu Bata dan Batako Berkualitas Mungkin beberapa dari Anda masih bingung memilih manakah bahan material yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk masing-masing pilihan; Tips Memilih Batu Bata Pilih produk batu bata yang tak terlalu berat dengan bunyi yang lebih nyaring saat diketuk. Hindari batu bata yang terasa terlalu berat untuk ukurannya karena cenderung mudah patah. Pilih batu bata dengan permukaan padat dan tak banyak berongga Anda bisa membeli beberapa biji terlebih dahulu sebagai sampel dan diuji di rumah dengan menimbangnya lalu rendam dalam air seharian. Batu bata yang baik tidak akan banyak menyerap air dengan pertambahan berat yang tak lebih dari 20% berat awalnya Tips Memilih Batako Pilih batako dengan sudut siku yang lurus, tajam ketika dipegang dan tidak getas Memiliki permukaan yang halus dan padat sehingga terasa sangat berat saat diangkat Sebaiknya pilih batako hasil cetakan mesin meskipun harganya ebih mahal dibanding cetakan manual Untuk saat ini, umumnya batu bata merah yang ada di pasaran memiliki berukuran panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm dengan ketebalan 3-5 cm dengan harga mulai dari Rp 500 per biji biasa dan Rp per biji oven. Sementara batako yang ada di pasaran saat ini umumnya memiliki dimensi 10 x 20 x 40 cm dengan varian harga mulai Rp 3500 per biji batako putih, Rp 3300 per biji batako press dan Rp 3100 per biji batako semen. Tentunya Anda dapat membuat kalkulasi sederhana berapa jumlah bata merah dan batako yang diperlukan per luas bangunan yag akan dibuat.
Disamping itu, ada juga batako yang terbuat dari campuran kapur, air, dan batu tras. Banyak juga beredar di pasaran batako yang terdiri dari campuran pasir, semen, dan tambahan batubara. Batako bukan peredam suara yang baik. Lagi-lagi karena bahan materialnya yang tidak padat seperti bata merah, batako memiliki rongga sehingga tidak dapat
Batako merupakan campuran antara semen, pasir, kerikil dan air. Batako biasanya dipergunakan sebagai material pengganti batu bata. Jika dibandingkan dengan batu bata, batako memiliki keuntungan yang lebih baik, seperti beratnya hanya 1/3 dari batu bata untuk jumlah yang sama. Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan cukup kuat untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Lebih ramah lingkungan dari pada batu bata tanah liat, karena tidak harus dibakar. Namun dibalik itu batako mempunyai kelemahan jika dibanding dengan batu bata, yaitu lebih panas. Batako sendiri memiliki berbagai bentuk, yang dikenal dimasyarakat saat ini adalah batako padat dengan batako berlubang. Bedanya hanya di cetakan saja, dan ingat walaupun batako berlubang volume nya tidak sama dengan batako padat tapi harus memiliki kekuatan setara dengan batako padat. Bahan – bahan yang diperlukan untuk membuat batako adalah Semen Air Kerikil kasar Pasir ukuran halus sampai 5 mm Peralatan yang diperlukan Cetakan batako Ayakan pasir Kotak adukan Sendok semen Sekop Cangkul Ember dan ember penyiram Plastik untuk menjaga kelembaban Persiapan Siapkan perkakas, peralatan dan bahan. Ayak pasir pertama dengan ayakan pasir 1 cm2 ntuk memisahkan batu-batu yang besar. Lalu ayak lagi dengan ayakan yang lebih kecil untuk mendapatkan pasir halus. Pasir harus bersih dari kotoran, sampah dan lumpur. Mengaduk Batako Kali ini akan dibahas mengaduk batako dengn tangan, jangan lupa siapkan sarung tangan plastik. Langkah-langkah mengaduk beton dengan tangan adalah sebagai berikut Taburkan sejumlah pasir yang telah diukur setebal 10 cm di kotak adukan Tuang semen di atas pasir dan aduk keduanya secara bersama-sama sampai warna keduanya tercampur; Bentuk adukan menjadi gundukan, dan buat lubang seperti cekungan di tengah;Siram dengan sedikit air secara perlahan dan aduk sampai terbentuk pasta yang merata;Jika menggunakan kerikil, sekarang tambahkan dalam takaran yang sesuai kerikil dan aduk hingga setiap kerikil terlapisi secara merata; Periksa adukan ambil segenggam penuh adukan dan bentuk seperti bola kecil. Jika bola tersebut tidak retak, dan tangan sedikit basah, adukan siap untuk dicetak. Untuk perbandingan adukannya digunakan 1 bagian semen bermutu baik + 2 bagian pasir sungai yang bersih + 3 bagian kerikil + Air secukupnya Langkah selanjutnya adalah siapkan alat cetakan. Masukkan adukan beton kedalam ember Tempatkan bagian bawah cetakan ke tempat yang benar di bawah atap atau tempat teduh lainnya Beri oli dibawah cetakan Tuang adukan beton kedalam cetakan Letakkan alat tekan cetakan di atas bagian bawah cetakan Tekan alat tekan lurus ke bawah hingga “bagian kakinya” menyentuh lantai pada ke dua sisi Injak dengan kaki ke atas “kaki” alat tekan cetakan, tekan cetakan, ambil pegangan bagian bawah cetakan, perlahan – lahan angkat bagian atas cetakan Letakkan bagian bawah cetakan ke tanah secara perlahan Keluarkan peralatan tekan dari bagian bawah cetakan; pisahkan ke samping Perlahan-lahan angkat bagian bawah cetakan ke atas, dan tempatkan di samping batako yang baru jadi Biarkan batako yang baru selama 1 hari, jangan kena sinar matahari langsung Setelah 1 hari, batako ditumpuk dan dilakukan curing selama seminggu Bersihkan cetakan dari debu dan beri minyak lagi di cetakan dan batako berikutnya siap dicetak.
Batakoyang menggunakan campuran pasir sungai kualitasnya lebih baik. Sebaiknya tanyakan pada penjual atau produsennya komposisi bahan yang digunakan untuk membuat batu batako tersebut, Namun jika batu batako tersebut juga menggunakan campuran lain dari batu kecil atau kerikil, Maka komposisinya adalah pasir dua bagian, semen satu bagian
HomeMaterialRagam Jenis Batako, Cara Pemasangan, Plus Minus, dan Tips PemilihannyaSaat ini lebih mudah bagi kita untuk membangun rumah permanen. Kalau anggaran dana Anda terbatas, Anda bisa menggunakan batako untuk menghemat biaya pembangunan rumah. Yap, batako merupakan material bangunan yang harganya terjangkau. Bahkan jika dibandingkan dengan batu bata ataupun bata ringan hebel, harga batako ini masih lebih murah. Oleh karena itu, batako bisa menjadi pilihan material yang paling tepat dalam menghemat RAB untuk pembangunan rumah sebelum pergi ke toko bangunan untuk membeli batako, Anda mesti mencari tahu terlebih dulu tentang jenis-jenis batako yang ada di pasaran. Kenyataannya memang batako terdiri atas beragam jenis yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Walaupun bentuknya antara batako yang satu dengan lainnya mirip sekali, tetapi sifat-sifat batako tersebut tidak sama. Silakan Anda dapat menyesuaikan jenis batako yang dipilih sesuai dengan selera Tentang BatakoApakah batako itu? Batako dikenal sebagai salah satu material bangunan yang dapat digunakan untuk membuat dinding permanen. Batako adalah bahan bangunan yang terbuat dari bata concrete atau bata beton bataton. Bataton ini terbuat dari campuran semen, pasir, kerkil, dan air dengan perbandingan tertentu. Bahan baku untuk membuat batako memang sama seperti paving block. Campuran bahan-bahan ini lantas dicetak dan dipadatkan membentuk balok-balok dengan dimensi yang masih bantas lantas dikeringkan dengan mengangin-anginkannya. Batako basah ini memang tidak boleh dijemur atau dibakar karena dapat menimbulkan keretakan. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 20-30 hari untuk membuat batako ini mampu mengering dengan sempurna. Pada saat penyimpanannya pun, batako ini wajib diletakkan di tempat-tempat yang lembab dan terhindar dari pancaran terik matahari secara saja kok untuk memasang batako itu. Prosesnya kurang lebih adalah sebagai berikut Tuangkan adukan semen secukupnya pada tempat yang akan dipasangi batako. Banyaknya adukan semen ini cukup untuk satu pemasangan balok batako batako tepat di atas lapisan adukan tadi secara perlahan-lahan. Kemudian tekan sedikit ke bawah agar ujung batako sedikit mendorong adukan mungkin perlu menyesuaikan sedikit posisi pemasangan batako ini. Caranya yaitu dengan menggeser batao tersebut, bukan mengangkatnya ketiga langkah di atas sampai membentuk satu garis pasangan batako. Setelah itu, Anda bisa melanjutkannya untuk membuat segaris dinding di menghasilkan pasangan batako yang lurus supaya kokoh berdiri dan tidak mudah rubuh, Anda mesti menarik tali bantuan yang diikatkan di kedua sisi bagian siar vertikal, siar antar dinding, kolom, maupun balok harus terisi sampai penuh. Sesuaikan ketebalan adukan siar sekitar 1 cm dengan variasi 3 proses pembuatan dinding dari batako selesai dikerjakan, lalu Anda bisa menutupinya memakai plastik terpal untuk mencegah terik matahari dan hujan dapat mengenai proses pengeringan berlangsung, jagalah kelembaban dinding batako supaya tidak retak dengan menyiraminya secara berkala. Lakukan selama 1-3 hari kemudian Anda bisa memberikan finishing terhadap dinding batako ini. Anda dapat memplester lalu mengaci permukaan dinding tadi supaya Jenis BatakoDi toko bangunan, tersedia dua jenis batako menurut karakteristiknya, antara lain Batako TrassBatako trass biasa disebut pula sebagai batako putih karena memang mempunyai warna putih. Bahan baku batako trass ini terdiri atas trass, batu kapur, dan air dengan perbandingan tertentu. Perlu diketahui, trass adalah lapisan tanah yang terbentuk dari pelapukan batu-batuan gunung berapi. Batu tersebut memang berwarna putih sampai putih kecokelatan sehingga trass yang dihasilkannya pun memiliki warna yang sama. Batako trass umumnya diproduksi dengan ukuran panjang 20-30 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-18 SemenBatako semen adalah batako yang terbuat dari adukan semen. Adukan semen sendiri biasanya dibuat dengan mencampurkan semen dan pasir dengan perbandingan 13 sampai 14. Batako ini mudah dikenali dengan warnanya yang keabu-abuna serta memiliki 2-3 lubang di sisinya. Lubang ini berfungsi sebagai tempat untuk menaruh adukan pengikat. Batako semen biasa disebut pula dengan istilah batako press sebab dalam pembuatannya mesti ditekan, baik secara manual atau menggunakan mesin press. Lumrahnya batako semen ini berukuran panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 dan KelemahanSebagai material bangunan, batako mempunya sejumlah kelebihan yaitu Berukuran cukup besar sehingga dibutuhkan lebih sedikit material untuk membangun ukuran yang cukup seragam dengan bentuk yang cukup yang besar membuat waktu pemasangannya menjadi jauh lebih cukup mudah untuk dipotong dan disesuaikan ukurannya dengan batako juga memiliki sifat kedap air sehingga dapat meminimalisir rembesan di bobot yang lebih ringan karena ada rongga/lubang di bagian itu, kekurangan-kekurangan dari batako antara lain Strukturnya cukup mudah mengalami keretakan. Anda harus ektra hati-hati di sendiri cukup mudah dilubangi serta pecah karena mempunyai rongga di yang terbuat dari batako akan terasa panas sebab material ini memang menyerap harus cermat dan teliti dalam memilih batako agar bisa mendapatkan material dengan mutu yang bagus. Sangat disarankan untuk membelinya langsung di toko bangunan kepercayaan Anda. Tetapi Anda juga tidak boleh lupa untuk memilih, memeriksa, dan menilai kualitas dari batako tadi sebelum benar-benar membelinya. Sebenarnya sih batako yang dibuat menggunakan mesin press biasanya mempunyai kualitas yang lebih baik daripada batako yang masih dibuat secara juga mesti mencari tahu bahan-bahan apa saja yang digunakan oleh si produsen untuk membuat batako tersebut. Batako yang baik umumnya terbuat dari campuran 20% semen, 75% pasir, dan 5% air. Perlu Anda ketahui, ini merupakan komposisi standar dalam pembuatan batako yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 1986. Sehingga kualitas dari batako yang terbuat dengan memakai komposisi bahan-bahan di atas tidak perlu Anda ragukan itu, Anda juga dapat menilai kualitas batako dari penampakannya. Cukup dilihat berdasarkan pori-porinya saja, Anda bisa mengetahui bahwa suatu batako ini bermutu tinggi atau rendah. Batako yang berkualitas bagus mempunyai pori-pori yang tersusun dengan rapat, susunannya padat sekali, dan tidak menimbulkan rongga-rongga di bagian permukaan maupun lapisan luarnya. Permukaan batako tersebut juga rapi, bentuknya presisi, dan memiliki tekstur yang cukup halus. Kemudian bagian sudut-sudut dari batako ini juga harus terlihat siku serta terasa cukup tajam ketika Anda pegang.
PerbandinganKekuatan Batako Vs Hebel. 1. Batako. Batako adalah bata yang terbuat dari campuran pasir kasar dan semen. Ukuran standarnya lebih besar dari bata merah, tetapi bobotnya lebih ringan. Berikut kami hadirkan kelebihan dan kekurangan batako yang bisa kamu simak dalam uraian di bawah ini.
Abstrak Batako adalah material yang banyak digunakan untuk dinding bangunan terutama rumah tinggal di Indonesia. Masyarakat di Solok Selatan, Sumatera Barat umumnya juga membangun dinding rumahnya menggunakan batako. Sayangnya mutu batako yang digunakan tidak memenuhi standar yang ditandai dengan banyaknya rumah masyarakat dengan dinding batakoyang rusak saat terjadi Gempa Sumatera Barat 2019. Observasi lapangan menunjukkan bahwa secara fisik dan mekanik, batako di Solok Selatan tidak memenuhi persyaratan. Solok Selatan juga memiliki masalah tingginya angka pemuda putus sekolah. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diadakan pelatihan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok, terdiri dari ceramah dan latihan pembuatan batako. Dampak dari pelatihan ini diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test kepada peserta. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan pemuda putus sekolah sebagai mitra untuk pembuatan batako yang sesuai SNI-03-0349-1989. Kata kunci dinding, gempa, bata, beton, bimbingan kelompok. In general, many residential buildings in Indonesia use Batako or concrete block as the material for wall. The residents in Solok Selatan, West Sumatra also construct their housing's wall by using concrete block. Unfortunately, the quality of concrete block does not meet the Indonesian Standard for Concrete block SNI-03-0349-1989. As the results, many concrete block wall buildings were damaged due to 2019 West Sumatra Earthquake. Field observation also shown that physical and mechanical properties of available concrete block do not meet SNI-03-0349-1089. Inspite of that, Solok Selatan also has educational problem where the rate of droputs is high. To solving these problems, the workshop of Standardized Concrete Block Production for dropouts was held in 4 fours nagaris in Solok Selatan. The aim of this workshop is to empower the dropouts and increase their knowledge, which can contribute also to the availability of standardized concrete block in the target area, Solok Selatan West Sumatra, Indonesia. The workshop used group guidance method that enable the trainee to practicing the knowledge directly under expert supervision. The workshop evaluation show a significant improvement on the knowledge, understanding and skill from the trainee. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Vol. 6, No. 4 ISSN 2622-6774 PELATIHAN PEMBUATAN BATAKO SESUAI STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK PEMUDA PUTUS SEKOLAH Eka Juliafad1, Ari Syaiful1, Prima Yane Putri1 1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang email ekajuliafad Abstrak Batako adalah material yang banyak digunakan untuk dinding bangunan terutama rumah tinggal di Indonesia. Masyarakat di Solok Selatan, Sumatera Barat umumnya juga membangun dinding rumahnya menggunakan batako. Sayangnya mutu batako yang digunakan tidak memenuhi standar yang ditandai dengan banyaknya rumah masyarakat dengan dinding batakoyang rusak saat terjadi Gempa Sumatera Barat 2019. Observasi lapangan menunjukkan bahwa secara fisik dan mekanik, batako di Solok Selatan tidak memenuhi persyaratan. Solok Selatan juga memiliki masalah tingginya angka pemuda putus sekolah. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diadakan pelatihan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok, terdiri dari ceramah dan latihan pembuatan batako. Dampak dari pelatihan ini diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test kepada peserta. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan pemuda putus sekolah sebagai mitra untuk pembuatan batako yang sesuai SNI-03-0349-1989. Kata kunci dinding, gempa, bata, beton, bimbingan kelompok. In general, many residential buildings in Indonesia use Batako or concrete block as the material for wall. The residents in Solok Selatan, West Sumatra also construct their housing’s wall by using concrete block. Unfortunately, the quality of concrete block does not meet the Indonesian Standard for Concrete block SNI-03-0349-1989. As the results, many concrete block wall buildings were damaged due to 2019 West Sumatra Earthquake. Field observation also shown that physical and mechanical properties of available concrete block do not meet SNI-03-0349-1089. Inspite of that, Solok Selatan also has educational problem where the rate of droputs is high. To solving these problems, the workshop of Standardized Concrete Block Production for dropouts was held in 4 fours nagaris in Solok Selatan. The aim of this workshop is to empower the dropouts and increase their knowledge, which can contribute also to the availability of standardized concrete block in the target area, Solok Selatan West Sumatra, Indonesia. The workshop used group guidance method that enable the trainee to practicing the knowledge directly under expert supervision. The workshop evaluation show a significant improvement on the knowledge, understanding and skill from the trainee. Keywords Wall, Earthquake, Disaster, Concrete Block, Group Guidance I. Pendahuluan Batako adalah salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan pengisi dinding bangunan rumah tinggal. Umumnya dinding batako dipasang untuk mengisi celah rangka balok dan kolom yang terbuat dari beton bertulang. Populasi rumah tinggal dari beton bertulang dengan dinding bata/batako mendominasi tipologi bangunan yang ada di Sumatera Barat. Data menunjukkan bahwa popolusi rumah jenis ini sangat banyak Juliafad, 2017[1], [2]. Hal ini dikarenakan kemudahan mendapatkan material bahan baku batako dan ketahan batako beton terhadap kebakaran [3] Sebagai daerah rawan gempa, seharusnya rumah-rumah di Sumatera Barat harus memenuhi persyaratan teknis aman gempa sesuai Standar Nasional Indonesia contohnya kualitas material yang digunakan. Sayangnya berdasarkan CIVED ISSN 2622-6774 penelitian Juliafad 2018, kualitas beton dan bata yang beredar masih banyak yang belum memenuhi standard[4], [5]. Ditambah dengan kualitas pengerjaan yang tidak memenuhi syarat, semakin memperburuk kualitas bangunan[2], [6] Gempa 2019 yang melanda kabupaten Solok Selatan mengakibat kerusakan pada sejumlah besar populasi rumah baton bertulang yang menggunakan batako sebagai isian dinding. Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa umumnya rumah masyarakat di Solok Selatan menggunakan batako dengan kualitas yang jelek. Hasil analisis dokumen dan wawancara dengan tokoh/pemerintahan di Solok Selatan juga mengungkap bahwa terdapat permasalahan jumlah masyarakat/pemuda putus sekolah yang signifikan. Berbagai fakta di atas menunjukkan bahwa diperlukan suatu program untuk memperbaiki kualitas batako yang beredar di masyarakat sekaligus memecahkan permasalahan sosial dengan memberdayakan pemuda putus sekolah di Solok Selatan. II. Studi Pustaka 1. Aktivitas Gempa di Sumatera Barat dan Solok Selatan. Beberapa gempa besar yang pernah terjadi di sumatera barat dapat dilihat pada table berikut Tabel 1. Data Aktivitas Gempa di Sumatera Barat Perairan Bengkulu dan Sumatra Barat 50 km barat laut Kota Padang Sumber Gempa pada Februari 2019 yang melanda kabupaten Solok Selatan mengakibatkan kerusakan sebanyak 343 rumah rusak. 2. Kondisi Demografi Daerah Mitra Berdasarkan data statistik tahun 2018, secara demografi kabupaten Solok Selatan masih dihadapkan dengan permasalahan ketenagakerjaan yang juga berasal dari banyaknya pemuda yang putus dengan pengangguran terbuka sebanyak orang. Jumlah masyarakat dengan yangtidak mampu menamatkan pendidikan tingkat Pendidikan Sekolah Dasar adalah yang mampu menamatkan Sekolah Dasar namun tidak melanjutkan SLTP sebanyak tingkat SLTP sebanyak dan yang mampu menamatkan SLTA sebesar Dari angka di atas terlihat bahwa pemuda putus sekolah menjadi permasalahn yang besar di Solok Selatan 3. Batako sesuai SNI 03-0349-1989 Batako atau Bata Beton adalah suatu jenis elemen penyusun bangunan berbentuk bata yang terbuat dari campuran semen Portland, air dan agregat. Batako umumnya digunakan untuk pasangan dinding bangunan. SNI 03-0349-1989 membagi batako atas 2 jenis yaitu batako pejal dan batako berlubang. Batako pejal adalah bata yang memiliki pejal 75% atau padat sekitar minimal 75% dari volume batako secara keseluruhan, sedangkan batako berlubang adalah batako yang memiliki luas penampang lubang lebih dari 25% luas penampang batakonya dan volume lubang lebih dari 25% dari volume keseluruhan. Mutu Batako menurut SNI 03-0349-1989 dapat dikategorikan berdasarkan 4 kelas dengan penjelasan sesuai table di bawah ini[7]. Tabel 2. Tingkat Mutu Batako Pejal dan Berlubang menurut SNI 03-0349-1989 Tingkat mutu batako pejal Kuat tekan rata-rata min kg/cm2 Kuat tekan masing masing batako kg/cm2 Penyerapan air rata rata maks % Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khais 2015, diketahui bahwa umumnya mutu batako yang dihasilkan masih berada dikisaran kelas II dan III yang berarti masih belum mencapai mutu maksimum yang yang disyaratkan oleh SNI. 4. Langkah-langkah pembuatan batako sesuai SNI 03-0349-1989 SNI 03-0349-1989 mensyaratkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan batako sebagai berikut 1. Pasir yang telah diayak dan bersih dari kotoran dan bahan organic 2. Semen sebagai bahan pengikat 3. Air secukupnya umumnya volume air yang diberikan kurang dari 50% volume/berat semen Campuran untuk membuat batako adalah 1 Semen dan 2 Pasir. Aat-alat yang dibutuhkan adalah 1. Alat-alat pengaduk campuran batako ayakan, cetok, alat pemadata 2. Pencetak batako dengan ukuran mengikuti SNI 03-0349-1989 yiatu 40 x 20 x 10 cm. Pencetak harus kuat, rapat, tidak menyerap air dan bisa dibongkarpasang. 5. Metode Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan untuk membantu siswa dalam suatu kelompok yang terdiri atas beberapa orang. Tujuan dari bimbingan kelompok adalah agar siswa mampu memahami informasi, menemukan pengalaman yang khas secara bersama-sama dalam proses yang dialaminya. Selama bimbingan kelompok dilakukan siswa juga dapat saling bertukar informasi dan pengalaman serta membantu siswa yang lain dalam memecahkan suatu masalah[8]–[10] . III. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan mutu batako dan pemuda putus sekolah di Solok Selatan adalah melalui bimbingan kelompok pembuatan batako sesuai dengan SNI 03-0343-1989 untuk pemuda putus sekolah di Solok Selatan. Bimbingan kelompok ini diwadahi oleh Program Kemitraan Masyarakat dengan pemuda, kenagaraian di kabupaten Solok Selatan. Berikut adalah tahapan yang dilaksanakan dalam bimbingan kelompok pelatihan pembuatan batako sesuai SNI. 1. Pengukuran kemampuan/pemahaman awal peserta bimbingan terhadap pembuatan batako yang sesuai SNI 03-0343-1989 melalui pretest 2. Ceramah mengenai batako, rumah aman gempa dan langkah-langkah pembuatan batako sesuai SNI 03-0343-1989 disertai pemutaran video pembuatan batako 3. Bimbingan kelompok dengan membagi peserta dalam 4 kelompok. Peserta dibimbing untuk mampu membuat batako terstandar oleh instruktur/ahli. 4. Pengukuran kemampuan/pemahaman peserta setelah bimbingan kelompok 5. Analisis data dan kesimpulan IV. Hasil Dan Pembahasan Pelaksanaan pelatihan dengan metode bimbinagn kelompok ini didahului dengan pretest Gambar 2. Tujuannya adalah CIVED ISSN 2622-6774 untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum dilakukan pelatihan. Gambar 2. Suasana Pre-test Tahapan ke-2 adalah memberikan ceramah singkat mengenai batako yang memenuhi SNI 03-0349-1989 dan tahapan membuat batako yang baik. Selanjutnya peserta dibagi di dalam kelompok untuk menerima bimbingan membuat batako secara bertahap dari ahli/instruktur. Peserta diminta melakukan sendiri setiap proses dan saling memperbaiki/mengingatkan saat peserta yang lain melakukan pembuatan batako tidak sesuai standar. Gambar 3. Proses pencampuran adukan untuk batako oleh peserta pelatihan Gambar 4. Peserta Pelatihan dengan Batako yang dihasilkan Setelah dilakukan bimbingan kelompok dan ceramah, tingkat pengetahuan peserta diukur kembali melalui post-test. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis per poin pertanyaan, yang dapat dilihat pada Gambar 5a. Daftar butir soal dapat dilihat pada Gambar 5b. a. Grafik Tingkat Pemahaman Pembuatan Batako sesuai SNI sebelum dan setelah Bimbiingan Kelompok Pertanyaan Pre-test dan Post-Test Apakah Saudara pernah mendengar istilah batako? Tuliskanlah kepanjangan batako Menurut Saudara yang manakan batako pada gambar di bawah ini? Menurut Saudara Batako terbuat dari Tuliskanlah kepanjanga SNI? Berapakah perbandingan semen dan pasir untuk batako menurut SNI? Apakah batako dengan kekuatan yang lemah dapat membuat rumah menjadi rusak saat terjadi gempa? b. . Daftar Pertanyaan Q1-Q7 untuk Pretest dan Postest Gambar 5. aTingkat Pemahaman terhadap Pembuatan Batako sesuai SNI sebelum dan sesudah Bimbingan Kelompok b Daftar Pertanyaan Q1-Q7 untuk Pretest dan Postest Gambar 5a menunjukkan grafik perbandingan kemampuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Terlihat bahwa pengetahuna siswa secara umum meningkat. Grafik dengan garis biru menunjukkan pengetahuan siswa sebelum proses pelatihan. Dimana pada beberapa butir pertanyaan Q2, Q6, Q7 dan Q5 banyak peserta yang tidak mampu menjawab. Namun, setelah dilakukan pelatihan melalui ceramah dan bimbingan kelompok, kemampuan peserta meningkat jauh. Contohnya sebelum pre-test ,tidak ada satupun peserta yang mampu menjawab pertanyaan Q1. Namun pada saat post-test 80% peserta mampu menjawab dengan benar. Hal ini juga diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan lain yang berhasil dijawab oleh semua peserta. Gambar 5a menunjukkan bahwa pelatihan ini mempu dengan sangat baik meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pemuda putus sekolah dalam pembuatan batako yang sesuai dengan SNI-03-0349-1989. V. Kesimpulan Pelatihan melalui metode bimbingan kelompok mengenai pembuatan batako yang sesuai dengan SNI-03-0349-1989 untuk pemuda putus sekolah telah dilakukan di daerah Solok Selatan. Metode ini berhasil meningkatkan pengetahuan pemuda putus sekolah tentang batako dan cara pembuatannya dengan sangat baik. Diharapkan bahwa keterampilan yang telah didapatkan dapat diterapkan oleh peserta pelatihan untuk berwirausaha, sekaligus sebagai upaya memenuhi kebutuhan akan batako yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI 03-0349-1989. Daftar Pustaka [1] E. JULIAFAD, K. MEGURO, and H. GOKON, “Study on The Environmental System towards The Development of Assessment Tools for Disaster Reduction of Reinforced Concrete Building due to Future Mega-Earthquake in Padang City, Indonesia.” Institute of Industrial Science The University of Tokyo, 2017. [2] E. Juliafad and A. P. Melinda, “Assessment of Reinforced Concrete Building for Disaster Reduction Strategy in Padang City, West Sumatra, Indonesia,” MATEC Web Conf., vol. 258, p. 03007, 2019, doi [3] E. Juliafad, R. Ananda, D. Sulistyo, B. Suhendro, and R. Hidayat, “Nonlinear Finite Element Method Analysis of After Fire Reinforced Concrete Beam Strengthened with Carbon Fiber Strip,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1175, p. 012019, Mar. 2019, doi [4] E. JULIAFAD, K. MEGURO, and H. GOKON, “Study on The Characteristic of Concrete and Brick as Construction Material for Reinforced Concrete Buildings in Indonesia.” Institute of Industrial Science The University of Tokyo, 01-Nov-2018. [5] T. Andayono and E. Juliafad, “Karakteristik Batu Bata Campuran Hasil Sedimentasi Penambangan Batu Gamping Area 412,3 Ha Bukit Tajarang,” INVOTEK J. Inov. Vokasional Dan Teknol., vol. 19, no. 1, pp. 105–112, Apr. 2019, doi [6] E. Juliafad, I. G. Rani, F. Rifwan, and Y. F. P, “Concreting Workmanship in Indonesia Study Case Padang City, West Sumatra, Indonesia,” Int. J. Adv. Sci. Eng. Inf. Technol., vol. 9, no. 1, p. 300, Feb. 2019, doi [7] Anonim, “SNI-03-0349-1989.” Deptartemen PUPR, 1989. [8] D. M. Leksana, “KEEFEKTIFAN PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TOPIK TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PEMILIHAN CIVED ISSN 2622-6774 PROGRAM PENJURUSAN SISWA,” p. 19. [9] G. Wicaksono, D. N. Naqiyah, S. Ag, and M. Pd, “PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X MULTIMEDIA SMK IKIP SURABAYA,” vol. 1, p. 18, 2013. [10] N. Candra, D. N. Syah, M. Pd, and E. Juliafad, “HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTEK DENGAN HASIL PRAKTEK REKAYASA KERJA BATU DAN BETON MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT-UNP,” vol. 3, p. 12, 2015. ... Sehingga hasil yang di dapatkan tidak maksimal. Memilih bahan bangunan dan proses manufaktur yang tepat dapat meminimalkan kerusakan bangunan [2], [3]. Menurut Tjokrodimuljo mortar yang baik harga nya murah dan mudah digunakan cepat kering tahan air dan tidak timbul retak pada pasangan [4]. ...Nugraha Ade Kurniawan Eka JuliafadMortar adalah campuran antara pasir, air dan semen Portland dengan komposisi tertentu. Mortar harus dicampur dengan jumlah air yang sesuai agar mendapatkan kualitas yang baik untuk mempermudah pekerjaan. Saat membuat campuran mortar dan beton, terkadang diperlukan bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan campuran atau untuk memperkuat campuran. Tujuan penggunaan bahan-bahan tersebut adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat campuran sesuai dengan yang diinginkan. Nanomaterial sekarang menjadi salah satu solusi aditif mortar yang tersedia. Bahan yang digunakan sebagai campuran diubah menjadi ukuran 1-100 nm. Bahan nano dapat membangun struktur lebih cepat dan membuatnya lebih aman karena dapat meningkatkan kekuatan mekaniknya dan mengurangi degradasi mortar akibat masuknya air. Dilakukan pengujian kuat tekan mortar dengan menambahkan nanomaterial berupa abu tulang ikan pada campuran mortar. Variasi campuran nanomaterial yang digunakan adalah 2,5% ,5%, 7,5%, 10% dan pengujian kuat tekan direncanakan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian nilai kuat tekan mortar meningkat pada variasi 2,5% dengan rata-rata kuat tekan 143,07 kgf/ District is in West Pasaman Regency, along the coast of West Sumatra at 000°05' NL-00°03′ SL and 99°38′-100° 58′ EL which is adjacent to the Mentawai subduction so that this area is vulnerable to earthquakes, as happened in 2009 which caused 9108 houses to be damaged. Extensive number of damaged houses was caused by the low strength of non-engineered building. Under the threat of Mega-Earthquake from the Mentawai fault, the low capacity of community houses against earthquake forces can be a threat to the community. This Community Partnership Program PKM offers a solution to reduce the risk of damage to houses in Pasaman District through training in the strengthening techniques using polypropylene fiber mortar. Based on observations in the field, generally people's houses in Pasaman District have walls made of red brick. Taking into account the technical ease of implementation, affordability of costs, availability of local materials, transfer of knowledge and the application of retrofitting techniques owned by the Department of Civil Engineering, Padang State University, the reinforcement technique for brick walls with Polypropylene Fiber Mortar Plaster will be used. The training was able to increase the community's understanding of house strengthening by up to 85%, which was previously involvement and empowerment of communities affected by the September 28, 2018 Palu Earthquake in their home areas is an opportunity that can be taken to contribute to residential reconstruction. Currently, the rehabilitation and construction of housing requires a lot of materials that support earthquake-resistant buildings, one of which is construction materials for the walls of houses or dwellings that have light weights such as light bricks, which are mostly supplied from outside the Central Sulawesi area. For this purpose, this paper presents the results of the implementation of the Community Partnership Program PKM in disaster-affected communities by utilizing rice husks as light brick materials. Implementation of the program begins with socialization to prospective participants and continues with the work and testing of light brick samples, training to make lightweight bricks, monitoring and evaluation. The test results show that light brick made of a mixture of cement, husk and sand Type II with a volume ratio of 1 still meets the requirements as a house wall material and it is included in Quality Level III SNI 03-0349-1989 for the use of unprotected non-structural walls, may be exposed to rain and heat with an average compressive strength of 35 kg/cm2. This type II brick is then recommended as a wall material, where this type provides a weight reduction of from the weight of conventional bricks. A review of the results of program implementation shows that the affected communities represented by 50 respondents gave a fairly good perception of the acceptance of light bricks as wall material with a score of of 5. Evaluation of the program showed that 80% of all respondents stated that they were skilled at making light bricks. and they will develop these material to support the reconstruction of housing in PaluConcrete which is exposed to high temperature will experience strength degradation. This research obtained nonlinear Finite Element numerical model for Reinforced Concrete RC Beam after-fire and then strengthened with Carbon Fiber Strip on the flexural area. RC beam before the fire NB, after fire AFB and strengthened after CAFB FEM model were compared with the actual experimental results. Using ATENA and GID as Pre-Processor, the crack patterns of the numerical model showed a good agreement with experimental results. Loading and displacement relationship also showed the same behavior. Stress and strain relationship of each RC beam also has been observed for each loading step. S-Beta element utilized on ATENA gave the excellent results on nonlinearity material behavior, especially for model NB and AFB. The value of stiffness obtained for AFB and CAFB in the experiment was higher than the sample from the numeric result namely 64% and 45%, while the ductility value obtained from the experiment was also smaller about 41%, and 17% in comparison to its dengan kategori non-engineering houses saat terjadinya gempa banyak mengalami kerusakan, hal ini disebabkan dinding rumah dengan bahan batu bata yang tidak memenuhi persyaratan mutu yang ada. Pemerintah telah mengupayakan dengan menetapkan petunjuk teknis untuk rumah aman gempa key requirement for safer houses, namun demikian batu bata yang telah dan sedang digunakan masyarakat sampai saat ini masih belum dapat dijamin kualitasnya. Solusi untuk meningkatkan mutu yang dihasilkan, salah satunya dengan membuat batu bata yang bermutu dan aman terhadap gempa dengan bahan baku campuran hasil sedimentasi dari erosi daerah penambangan batu gamping limestone. Pemanfaatan hasil sedimentasi ini sekaligus sebagai upaya mengurangi dampak laju sedimentasi pada sungai Batang Arau kota Padang. Pembuatan batu bata dengan proporsi campuran tanah hasil sedimentasi 50%, 45%, 40%, 35%, 30%, 25%, 20%, 15%, 10%, 5%, selanjutnya pengujian mutu batu bata mengacu SNI 15-2094-2000. Hasil pengujian diperoleh, penyerapan air batu bata campuran bahan sedimentasi l4,16% <20%memenuhi standart SNI, kuat tekan rata-rata batu bata campuran bahan sedimentasi sebesar 32,56 kg/cm2 ≥30 kg/cm2memenuhi persyaratan kuat tekan minimum membangun rumah aman gempa serta didapatkan komposisi tanah lempung 70% dan bahan sedimentasi 30% memberikan mutu bata tertinggi Eka JuliafadIskandar G. RaniFitra RifwanYose Fajar Phis research gives information about the practice of concreting work in Reinforced Concrete RC building project in Indonesia. The study area is Padang City, which has suffered severe damages due to September 2009 Earthquake. The target interviewee is 100 builders who are constructing RC buildings. This interview together with observation was conducted by directly visiting the construction sites. While collecting information about the main factors which contribute to RC building quality, concrete mixing, compaction, concrete placing and curing, the information about the profile of the builders have been collected. The results show that the workers dominate the profile of builders in productive age with 30 years experiences on average. However, 90% of the builders yet experience any construction workshop. The concreting work, which is conducted by the builders, yet reaches the required standard. More than 50% of the builders produced concrete with the higher water-cement ratio, and almost 65% admitted that they add more water after concrete`s setting time is finished. There are 3common methods of concrete compaction which is used. 6% of the builders use a vibrator, 43% use the rodding method, 28% use hummer, and 8% choose to add more water to placed concrete to increase concrete workability. Meanwhile, more than 60% of the builders do not cure the placed concrete. The results show that construction practice that is conducted by the local builders is needed to be improved. The mistakes seem to be repeated over a generation since the source of learning of the builders is mainly from their senior builder and self-learning Only that admitted they had experienced on construction workshop. Keywords concreting workmanship; builder; reinforced concrete Juliafad Annisa Prita MelindaPadang City, West Sumatra province is one of the most vulnerable cities in the west coast of Indonesia. Together with the increase in population in Padang City, the number of the building is also increasing. Meanwhile, researchers predicted that Padang City is facing the impendence of mega-earthquake with magnitude more than 8 in scale Richter SR. The last Earthquake with magnitude SR caused fatality with more than 1200 people died and almost 3000 others were injured. Most of the victims injured due to the collapse and damage of buildings, especially the Reinforced Concrete RC structure. To reduce the damage due to seismic load as the preparation for the future earthquake, the assessment of the element at risk subjected to the seismic load in Padang City is essential. The predominant building typology in Padang City is RC building. Using the Applied Element Method that can show structural response till collapse state, has been simulated typical low-rise RC infilled wall building in Padang City with the consideration of its different on concrete quality based on local concreting workmanship. Incremental Dynamic Analysis IDA by using some ground motion has been used to observe the structural response. The damage states and damage pattern has been judged based on HAZUS criteria. The results show that local compaction method affected the concrete compression quality, that also influences the building performance which is subjected to earthquake Concrete RC building with masonry wall is the predominant type of building in Indonesia. However, the observation shows the quality of concrete and brick is poor. This research provided the statistic fundamental information about the strength of concrete material in Indonesia from three sources; from demolished buildings and existing building, laboratory database and fresh concrete from housing projects. These three sources provide the different characteristic of concrete strength that obtained from the existing building and fresh concrete from engineering laboratory data and non-engineering building housing project. The statistical results can show the predominant strength of concrete and brick in Indonesia. The lognormal distribution of concrete shows that the concrete is weak and does not meet the minimum strength based on Indonesia building Code SN-2847-2013. The brick strength from demolished buildings also does not meet the minimum strength required in Indonesia Industrial Standard 1978Mega-Earthquake has been predicted by many experts, which will threat Padang City, Indonesia in order to reduce the disaster risk due to the seismic activity, it is needed to develop an integrated risk assessment tool that can cover many elements which are involved in the system of disaster risk reduction. This research aims to observe and recognize the environmental system in Padang City, West Sumatra, Indonesia, as a preparation towards the development of assessment tool to reduce impacts due to earthquake disaster. By interviewing the experts from building offices in Padang City about building quality and construction system, Google earth street view, street survey and building document analysis, building typology and building quality in Padang City have been examined. Building law, building code and building local regulation has been reviewed. This research found that the building typology is dominated by RC building low-mid storey with greater than 50% of building population. Review of building law, code, and regulation compared to observed construction method, show that the seismic vulnerability is high. The land acquisition problem which covers 43% of land area which is related to unique tribe system also seems to contribute to the low quality of building construction in Padang City.
Meskipunmemakai dua sistem pengerjaan yang berbeda, namun kedua jenis batako tersebut tidak mudah dibedakan karena keduanya terlihat sama dan mirip. Bahkan keduanya pun memiliki lubang atau rongga dibagian tengahnya. Mengenai ukurannya pun, umumnya batako memiliki dimensi panjang 36-40 cm dengan tebal 8-10 cm serta tinggi sekitar 18-20 cm.
Batakoyang baik umumnya terbuat dari campuran 20% semen, 75% pasir, dan 5% air. Perlu Anda ketahui, ini merupakan komposisi standar dalam pembuatan batako yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 1986. Sehingga kualitas dari batako yang terbuat dengan memakai komposisi bahan-bahan di atas tidak perlu Anda ragukan lagi.
1NXpC. 5058y6a4s7.pages.dev/5655058y6a4s7.pages.dev/4135058y6a4s7.pages.dev/4255058y6a4s7.pages.dev/1825058y6a4s7.pages.dev/465058y6a4s7.pages.dev/1455058y6a4s7.pages.dev/1225058y6a4s7.pages.dev/228
campuran batako yang baik