Inilah6 Syarat Ketepatan Pemilihan Kata (Diksi) dalam Kepenulisan. Apakah kalian pernah mengalami kesulitan dan kebingungan dalam memilih kata yang tepat untuk tulisan kalian? Kita terkadang ketika menulis atau berkata di depan umum, kata -kata yang digunakan hanya itu-itu saja. Permasalahan di atas tersebut sering kali ditemukan, terutama– Masih bingung bagaimana cara membuat daftar pustaka? Padahal menulis daftar pustaka adalah sesuatu yang sangat mudah. Dijamin setelah membaca ulasan ini sampai selesai, kamu akan mahir dalam menulis daftar pustaka. Apa itu Daftar Pustaka? Aturan Menulis Daftar Pustaka yang Baik dan Benar Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Benar 1. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku dengan Satu Penulis 2. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku dengan Dua atau Tiga Penulis 3. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku dengan Empat Penulis Lebih 4. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku Tanpa Nama Pengarang 5. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku Terjemah, Saduran, atau Sutingan 6. Penulisan Daftar Pustaka Buku dengan Bab atau Hasil Kompilasi Beberapa Penulis 7. Penulisan Daftar Pustaka Buku dengan Edisi atau Versi 8. Penulisan Daftar Pustaka Selain dari Buku Apa itu Daftar Pustaka? Daftar pustaka adalah daftar rujukan yang mencantumkan judul, nama pengarang, tahun terbit, dan sebagainya yang ditempatkan di halaman terakhir karya tulis. Daftar pustakan diperlukan sebagai sumber rujukan untuk memastikan kebenaran data yang diambil. Sehingga, karya tulis yang kamu buat dapat dipercaya kebenarannya. Bukan hanya itu, dengan mencantumkan daftar pustaka maka kamu sudah menghargai sebuah penelitian atau penulis sebelumnya. Jadi, adanya daftar pustaka ini bukanlah sekadar untuk memenuhi kelengkapan penulisan saja. Daftar pustaka tidak bisa sembarang ditulis, ada beberapa peraturan yang harus kamu perhatikan ketika ingin menulis daftar pustaka dalam sebuah penulisan karya ilmiah atau penulisan lainnya. Di bawah ini adalah beberapa aturan yang harus kamu perhatikan. Penulisan nama pengarang dimulai dari nama belakang/nama keluarga, kemudian diikuti tanda koma dan nama depan. Penulisan nama pengarang yang merupakan orang Tionghoa/Jepang/Korea tidak perlu dibalik, karena nama keluarganya memang ada di depan. Jika kamu mengutip, nama pengarang yang ada pada kutipan tersebut wajib dimasukkan ke daftar pustaka secara lengkap. Sebutan gelar tidak perlu dicantumkan. Jika terdapat lebih dari satu pengarang, maka hanya nama pengarang pertama saja yang dibalik, sisanya tidak perlu. Daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad. Jika terdapat lebih dari satu sumber daftar pustaka yang nama pengarangnya sama, maka nama pengarang tetap ditulis sebanyak sumber yang kamu ambil. Jika sumber yang digunakan tidak ada nama pengarangnya, maka ditulis nama lembaga/instansi yang menerbitkan. Batas tahun referensi pustaka yang digunakan maksimal adalah 5 tahun terakhir. Jika mengambil sumber dari internet, untuk alasan kredibilitas, tidak diperbolehkan mengambil sumber dari blogspot, wordpress, atau wikipedia. Penulisan nama judul harus dibedakan dengan diberi efek tebal/miring/garis bawah atau diapit tanda petik dua “. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Benar Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan ketika ingin menulis daftar pusata. Untuk lebih jelasnya, cek tekniknya di bawah ini. 1. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku dengan Satu Penulis Untuk penulisan nama pengarangnya dibalik jika nama pengarang terdiri dari dua kata atau lebih. Dalam hal ini nama belakang penulis atau pengarang buku diletakkan pada bagian paling awal. Setelah itu dipisahkan dengan tanda koma. Baru kemudian diikuti dengan menuliskan nama depannya. Misalnya saja nama pengarang bukunya adalah Valérie Niquet. Maka langsung kamu balik saja menjadi Niquet, Valérie. Lalu bagaimana jika nama pengarang bukunya terdiri dari 3 kata atau lebih? Misalnya saja seperti Michael E. Porter. Maka cara penulisannya dibalik menjadi Porter, Michael E. Nah, sementara itu untuk penulisan daftar pustaka secara lengkapnya contohnya seperti ini Niquet, Valérie. 2007. Energy Challenges in Asia. Bruxelles Ifri Gouvernance européenne et géopolitique de l’énergie & Centre asie. Porter, Michael E. 1990. The Competitive Advantages of Nations. Harvard Harvard Business Review. 2. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku dengan Dua atau Tiga Penulis Sementara itu jika pengarang atau penulis buku terdiri dari dua atau tiga pengarang maka nama penulis yang dibalik hanya nama penulis pertama saja. Sementara itu untuk nama penulis kedua dan ketiga tetap urutannya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat contoh di bawah ini Nurhadiat, D dan Susanto. Seni Rupa SMA Kelas 3. Jakarta Grasindo. Soedjarwo, Prihatmi dan Yudiono 2001. Puisi Mbeling Kitsch dan Sastra Sepintas. Magelang Indonesia Tera. 3. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku dengan Empat Penulis Lebih Bagaimana jika buku yang kamu kutip ditulis oleh empat orang atau lebih? Jika nama pengarang terdiri dari empat orang atau lebih, maka pengarangnya tidak ditulis semua. Melainkan yang ditulis hanya satu saja. Setelah itu diikuti dengan dkk. dan kawan-kawan. Buku dengan banyak penulis seperti ini biasanya adalah buku hasil kompilasi dari berbagai pengarang. Agar lebih jelas lagi, perhatikan contoh di bawah ini Siregar, Johnson dkk. 2012. Kumpulan Makalah Pelatihan Manajemen Ekspor. Jakarta DJPEN PPEI. 4. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku Tanpa Nama Pengarang Terkadang ada buku tertentu yang dibuat tanpa nama pengarang. Maksudnya pengarangnya berupa tim penulis atau bisa dari badan maupun organisasi tertentu. Jika kamu menemui buku yang seperti ini, cara menulis daftar pustaka adalah nama pengarangnya diganti dengan pihak kelompok penerbit buku tersebut. Jika memang seperti itu, lalu bagaimana cara penulisan daftar pustakanya? Nah, agar kamu bisa lebih jelas lagi, perhatikan contoh di bawah ini Tim Pena Cendekia. 2007. Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta Yudhistira. 2013. Auto Component Industry in India Growing Capabilities & Strengths. New Delhi ACMA. 5. Penulisan Daftar Pustaka dari Buku Terjemah, Saduran, atau Sutingan Untuk penulisan daftar pustaka dari buku terjemah, saduran, atau sutingan sebenarnya sama dengan yang sudah dijelaskan di atas tadi. Namun yang sedikit membedakannya adalah nama penerjemah juga dicantumkan dalam daftar pustaka. Misalnya saja seperti daftar pustaka di bawah ini Clark, Duncan. 2017. Alibaba Kerajaan yang Dibangun oleh Jack Ma. terjemahan oleh Suryo Waskito. Jakarta PT. Elex Media Komputindo. 6. Penulisan Daftar Pustaka Buku dengan Bab atau Hasil Kompilasi Beberapa Penulis Dalam satu buku terkadang pada masing-masing bab ditulis oleh penulis yang berbeda-beda. Jika kamu hendak menuliskan baba khusus dari buku tersebut, maka cara penulisannya adalah dengan menuliskan pengarang dari bab yang kamu rujuk. Lalu dalam buku apa tulisan tersebut dimuat. Misalnya saja seperti contoh di bawah ini Harlow, H. F. 1958. Biological and biochemical basis of behavior. Dalam D. C. Spencer Ed., Symposium on Interdisciplinary Research pp. 239-252. Madison University of Wisconsin Press. 7. Penulisan Daftar Pustaka Buku dengan Edisi atau Versi Terkadang ada beberapa buku yang dibuat dalam beberapa versi. Nah, dalam hal ini versi buku harus ditulis agar jelas. Artinya buku versi berapa yang kamu rujuk. Atau buku yang kamu rujuk itu cetakan ke berapa. Untuk lebih memahamkan kamu lagi, bisa melihat contoh di bawah ini Strunk, W., Jr., & White, E. B. 1979. The elements of style 3rd ed.. New York Macmillan. Corey, M.; Corey, G; dan. Corey, C. 2010. Groups Process and practice. 8th Ed. Pacific Grove Brooks/Cole. 8. Penulisan Daftar Pustaka Selain dari Buku Jika rujukan yang kamu ambil berasal dari majalah, maka cara menulis daftar pustaka perlu mencantumkan judul artikel dan nama majalah serta edisinya. Misalnya saja seperti Budiharto, Widodo. 2004. Beralih ke Oracle 10g. Jakarta Majalah Bisnis Komputer, No. 6 Thn. 04. 20 Juni-20 Juli 2004. Sementara itu penulisan daftar pustaka dari jurnal, ditulis lengkap mulai judul, nama jurnal, hingga volume terbit jurnal yang kamu rujuk. Contohnya seperti Wassmann, J., & Dasen, 1998. Balinese spatial orientation. Journal of Royal Anthropological Institute, 4, 689-731. Kemudian jika rujukan daftar pustaka dari internet atau laman website, maka tulis link sumber artikel yang kamu ambil. Contohnya seperti ini Wijayati, Hasna. 2016. Fasilitas Kepabeanan, Perpajakan dan Lainnya untuk Kawasan Berikat, diakses dari pada 1 Agustus 2020. Jadi seperti itulah format penulisan daftar pustaka secara global. Namun yang perlu kamu perhatikan di sini adalah terkadang berbeda institusi berbeda pula cara menulis daftar pustaka. Bagaimanapilihan kata yang digunakan pengarang? Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuataan dalam membangun cerita? Mengomentari Isi Buku Non fiksi. Tanggapan terhadap isi buku non fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur buku non fiksi seperti sampul buku, rincian subbab buku, judul sub bab, isi buku
Bagaimanajudul dan tema dikembangkan? Apakah ada keunikanBagaimana pengarang mengembangkan latar cerita?Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?Apakah kalimat-kalimatnya memiliki keunikan dan keluasan untukmembangun cerita?Tokoh mana yang paling kamu sukai dan mengapa? . Question from @sunarni2305 - B. Indonesia
Gunakankata sifat. Untuk menjelaskan nada karya sastra, gunakan kata sifat tertentu yang menggambarkan nada yang digunakan pengarang, misalnya "suram", "humoris", atau "sarkastis". Analisis Anda akan lebih berwawasan jika nada bisa dijelaskan dengan lebih spesifik. [13] Sebagai contoh, Anda bisa menuliskan "Cerita ini bernada khidmat dan serius.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi. Definisi Pilihan Kata Diksi Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi sastra adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki Nurgiyantoro 1998290. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Fungsi Pilihan Kata Diksi Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. Manfaat Pilihan Kata Diksi Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat. Contoh Kalimat Diksi Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat Dia adalah wanita cantik denotatif Dia adalah wanita manis konotatif APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen kata konkrit Kebenaran kata abstrak pendapat itu tidak terlalu tampak Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni masalah makna dan relasi makna Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut Chaer, 1994 60 terbagi atas beberapa kelompok yaitu Makna Leksikal makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit Tikus itu mati diterkam kucing. Makna Gramatikal untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”. Makna Referensial dan Nonreferensial Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh Kata meja dan kursi bermakna referen. Kata karena dan tetapi bermakna nonreferensial. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping. Satuan semantic Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal, atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk. Dalam prakteknya, para ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap. Kesesuaian Diksi Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang idiom yang mati. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial. Sumber Pilihankata atau Diksi adalah pemilihan kata - kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata - kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata - kata yang tepat atau menggunakan ungkapan - ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku fiksi tersebut. Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat dikomentari antara lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan penokohan, tema cerita, bahasa yang digunakan, penyajian alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Dalam menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terhadap unsur-unsur buku tersebut dan jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dibangun menjadi komentar terhadap isi buku. Adapun contoh pertanyaannya seperti Bagaimana judul dan tema dikembangkan?Apakah ada keunikan dalam pengembangan judul dan tema? Bagaimana pengarah mengembangkan latar cerita? Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh? Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang? Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuataan dalam membangun cerita? Dengan demikian, tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku fiksi tersebut. Z5ek5ma.